PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu
berinovasi dalam kegiatan pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa
metode belajar agar tidak menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Selain itu, tujuan utama dengan menerapkan beberapa
metode pembelajaran ini agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri
secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru harus
terus mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran.
Tapi sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan
metode pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat
diterapkan yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan salah satu metode
pembelajaran kooperative yaitu : Metode Group Investigation yang akan
diuraikan secara jelas dan terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk
menerapkan metode ini di kemudian hari.
B. Rumusan Masalah
Ø Apa yang
dimaksud dengan metode investigasi
kelompok?
Ø Bagaimana prinsip penggunaan metode
investigasi kelompok?
Ø Apa saja karakteristik dari metode investigasi
kelompok?
Ø Bagaimana langkah-langkah metode
investigasi kelompok?
Ø Apa saja kelebihan dan kekurangan
dari metode investigasi kelompok?
C. Tujuan Penulisan
Ø Untuk
mengetahui maksud dari metode investigasi kelompok.
Ø Untuk
mengetahui prinsip
penggunaan metode investigasi kelompok.
Ø Untuk
mengetahui karakteristik
dari metode investigasi kelompok.
Ø Untuk mengetahui langkah-langkah
dari metode investigasi kelompok.
Ø Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari metode investigasi
kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Investigasi
Kelompok
Metode Investigasi Kelompok adalah strategi belajar
kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi
terhadap suatu topik.
Metode ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa
untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat
mencari melalui internet. Metode Investigasi Kelompok sering dipandang sebagai
metode yang paling komplek dan paling sulit dilaksanakan dalam pembelajaran
kooperatif.
Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode
ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi
maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Metode Group
Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajaran.
Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok
umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6
siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga
didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap terhadap suatu
topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti
investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian
menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Pembelajaran Investigasi Kelompok (Group Investigation)
dikembangkan berdasarkan apa yang biasa berlaku di masyarakat, terutama
mengenai cara anggota masyarakat melakukan mekanisme sosial melalui serangkaian
kesepakatan sosial.
Perilaku-perilaku tersebut pada dasarnya secara tidak sadar
telah sering dilakukan di masyarakat misalnya, dilakukan kegiatan musyawarah
untuk mufakat sebagai manifestasi mekanisme sosial melalui serangkaian
kesepakatan bersama. Di kampung-kampung ada rembug (rapat) desa untuk
menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di tengah
masyarakat.
Mengadopsi dari perilaku sosial tersebut terciptalah sebuah
metode Investigasi Kelompok, dimana ada kegiatan berkelompok untuk memecahkan
suatu permasalahan berdasarkan kesepakatan bersama. Sehingga, metode ini tidak
lagi terasa asing jika dilaksanakan dalam pembelajaran karena kita sering
berhubungan secara langsung dengan kegiatan yang ada dalam implementasi metode
investigasi kelompok. Tetapi meskipun metode ini mengadopsi dari perilaku
sosial masyarakat yang biasa dikenal masyarakat, metode ini tentunya juga
mempunyai kelemahan berkaitan dengan hal teknis dalam metode ini.
B. Prinsip Penggunaan
Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model
pembelajaran Kooperatif tipe group invetigation, yaitu:
· Untuk meningkatkan kemampuan
kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju
suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung
kreativitas.
· Komponen emosional lebih penting
daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang irasioanl,
dan
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan
harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.
Siti Maesaroh mengemukakan hal penting untuk melakukan
metode Group Investigation adalah:
1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok
harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa
dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar
kelas. Kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota
2.
Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana
yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan
mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
3.
Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar
diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu
siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam
interaksi kelompok.
Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas
kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya
siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas
topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan
laporannya di depan kelas.
C. Karakteristik Investigasi Kelompok
Ø Kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa yang heterogen dan dapat dibentuk
berdasarkan pertimbangan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam
topik tertentu.
Ø Siswa terlibat langsung sejak
perencanaan pembelajaran (menentukan topik dan cara investigasi) hingga akhir
pelajaran (penyajian laporan).
Ø Diutamakan keterlibatan pertukaran
pemikiran para siswa.
Ø Adanya sifat demokrasi dlam
kooperatif (keputusan-keputusan yang dikembangkan atau diperkuat oleh
pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang diselidiki).
Ø Guru dan murid memiliki status yang
sama dihadapkan masalah yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda.
D. Langkah-langkah Metode Investigasi
Langkah-langkah pelaksanaan dari metode investigasi kelompok
, yaitu :
1. Tahap Pengelompokan
Tahap ini disebut juga tahap seleksi
topik, yaitu tahap mengindetifikasi topik yang akan diinvestigasi serta
membentuk kelompok dengan anggota antara 5 sampai 6 orang. Kegiatan pada tahap
ini yaitu :
a.Siswa mengamati
sumber, memilih topik, dan menentukan kategori topik
permasalahan.
b.Siswa bergabung
pada kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk
diselidiki.
c.Guru harus
membatasi jumlah anggota antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keeterampilan dan
kemampuan yang heterogen.
2. Tahap
Perencanaan
Tahap ini merupakan tahapan untuk
proses perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Para siswa beserta para guru
merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan yang sesuai
dengan topik.
Pada tahap ini siswa bersama-sama
merencanakan tentang :
a. Apa yang mereka pelajari?
b. Bagaimana mereka belajar?
c. Siapa saja dan apa saja yang mereka
lakukan?
d. Apa tujuan mereka menyelidiki topik
tersebut?
3. Tahap Implementasi
Pembelajaran harus melibatkan berbagai
ektifitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa
untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat dalam maupun di luar
sekolah. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Siswa melaksanakan rencana yang telah
ditentukan dan dirumuskan pada tahap perencanaan.
b. Guru secara terus menerus mengikuti
kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Tahap
Penyelidikan (Investigation)
Tahap ini merupakan tahapan pelaksanaan
proyek siswa. Pada tahap ini kegiatan yang ada adalah :
a. Siswa mengumpulkan informasi ,kemudian
menganalisis dan mensintesis serta membuat kesimpulan terkait dengan
permasalahan yang diselidiki.
b. Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada
tiap kegiatan kelompok.
c. Siswa melakukan diskusi,
mengklarifikasi, dan mempersatukan ide pendapat untuk dapat diringkas dalam
suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5.
Tahap
Pengorganisasian
Tahap ini untuk mempersiapkan hasil
akhir. Ada beberapa kegiatan pembelajaran pada tahap ini, yaitu :
a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam hasil
diskusi masing-masing.
b. Anggota kelompok merencanakan apa yang
akan mereka laporakan dan bagaimana mempresentasikannya.
c. Wakil dari masing-masing kelompok
membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
6. Tahap Presentasi
Penyajian hasil akhir merupakan tahapan
dimana tiap kelompok diskuisi secara bergantian mempresentasikan hasil diskuai masing-masing
di depan kelas. Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas dalam saling
terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
Kegiatan ini dikoordinir oleh guru. Adapun Kegiatan pembelajaran yang ada pada
tahap ini adalah :
a. Penyajian kelompok pada keseluruhan
kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian.
b. Kelompok yang bukan giliran sebagai
penyaji terlibat langsung sebagai pendengar.
c. Pendengar mengevaluai, mengklarifikasi,
dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
7. Tahap Evaluasi
Merupakan tahap penilaian proses kerja
dan hasil proyek siswa. Guru beserta siswa melakukan evaluasi tentang
kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu, kelompok, ataupun keduanya.
Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa pada tahap ini adalah :
a. Siswa menggabungkan masukan-masukan
tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang
pengalaman-pengalaman efektifnya.
b. Guru dan siswa mengkolaborasi, dan
mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksnakan.
c. Penilaian hasil belajar dengan
mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di
dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam
Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation.
Tahap I
Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam
kelompok.
|
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi
kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan
heterogenitas.
|
Tahap II
Merencanakan tugas.
|
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota.
Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana
proses dan sumber apa yang akan dipakai.
|
Tahap III
Membuat penyelidikan.
|
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi
informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam
pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
|
Tahap IV
Mempersiapkan tugas akhir.
|
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan
dipresentasikan di depan kelas.
|
Tahap V
Mempresentasikan tugas akhir.
|
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap
mengikuti.
|
Tahap VI
Evaluasi.
|
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki
dan dipresentasikan.
|
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Investigasi Kelompok
Ø
Kelebihan Model Pembelajaran GI
Setiawan mendeskripsikan beberapa kelebihan dari
pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1. Secara Pribadi
· Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
· Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
· Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
· Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah
2. Secara Sosial / Kelompok
· Meningkatkan belajar bekerja sama
· Belajar berkomunikasi baik dengan
teman sendiri maupun guru
· Belajar berkomunikasi yang baik
secara sistematis
· Belajar menghargai pendapat orang
lain
· Meningkatkan partisipasi dalam
membuat suatu keputu
Ø
Kekurangan Model Pembelajaran GI
· Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
· Sulitnya memberikan penilaian secara personal
· Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI. Model
pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa
untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
· Diskusi
kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
Menurut
Pieget bahwa pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk
perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara
langsung, perkembangannya dapat distimulasi oleh konfrontasi kritis, khususnya
dengan teman-teman setingkat. Oleh karena itu diharapkan dengan menggunakan
model pembelajaran GI ini, kompetensi penalaran siswa dapat lebih baik daripada
pembelajaran secara ekspositori.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah
dipaparkan dalam makalah ini. Maka dapat kami disimpulkan bahwa keberhasilan
dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya: (1) pembelajaran
berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling
bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar
belakang, (3) siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi, (4) adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses
belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Selain itu, berdasarkan pemaparan
pemakalah mengenai model pembelajaran GI tersebut, dapat dismpulkan bahwa model
pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna.
Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka
mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih
terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga
pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang
cukup lama.
B. Saran
1. Hendaknya para mahasiswa
mengetahui metode apa saja yang tepat dalam proses pembelajaran.
2. Dalam upaya peningkatan
pendidikan hendaknya guru mampu menerapkan metode pembelajaran dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan
Nasional, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
http://matsna-neeza.blogspot.com/2011/05/investigasi-kelompok-group.html .
(Diakses tgl 12
Desember 2013)
http://Akbar-Iskandar.Blogspot.Com/2011/05/Pembelajaran-Kooperatif-Metode-Group.Html.
(Diakses tgl 12 Desember 2013)
Siti Maesaroh, 2005, Efektivitas
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group
Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa, Jakarta:
Universitas Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah.
Setiawan, Udin.
2001, Model Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Universitas
Terbuka. Cet. Ke-1
bagus mass.. bermanfaat
BalasHapussangat membantu untuk mahasiswaku
BalasHapus