Batman Begins - Diagonal Resize 2

This is default featured slide 1 title

Orang bijak belajar kala mereka bisa, orang bodoh belajar kala mereka harus.

This is default featured slide 2 title

Bangun pagilah walaupun mata masih ingin terpejam, lawanlah rasa kantukmu untuk menggapai mimpi indahmu.

This is default featured slide 3 title

Jika kau belajar hanya ingin pintar, hal ini mudah. Namun jika kau belajar karena ingin benar, hal ini paling sulit. Maka belajarlah untuk keduanya, kau bisa berpikir pintar dan berbuat benar..

This is default featured slide 4 title

tak ada kata henti dalam menuntut ilmu. Orang-orang hebat tidak akan pernah berhenti, jika anda berhenti, maka anda bukan orang hebat.

This is default featured slide 5 title

ilmu adalah pembeda antara orang besar, dengan orang kelas rendahan..

Pages

Jumat, 23 Mei 2014

Makalah Pendidikan Jarak Jauh

Menghubungkan Pembelajar melampaui Ruang Kelas
BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar belakang masalah
Keakraban dengan pendidikan jarak jauh sebagai salah satu cara belajar sangatlah penting bagi para pendidik dewasa ini. Pada tahun 1989, Dinas Penilaian Teknologi AS menyadari bahwa kemajuan teknologi akan mempengaruhi pendidikan dan para guru dimasa depan. Teknologi bagi pendidikan jarak jauh memungkinkan bagi para guru untuk terlibat dalam pengembangan professional, untuk mengajar para siswa dan mengakses sumber daya bagi ruang kelas mereka. Salah satu keuntungan terbesar yang ditawarkan oleh teknologi elektronika modern adalah kemampuan untuk mengajar tanpa kehadiran langsung guru.
Selama seabad, orang-orang di seluruh dunia telah mampu nerpartisipasi dalam belajar mandiri yang terpadu melalui kursus korespondensi lewat sistem surat tradisional. Para pembelajar menerima mata pelajaran tercetak, mengerjakan tugas tertulis, dan mendapatkan umpan balik dari guru yang terpisah jauh, tetapi berkembangnya teknologi elektronika terbaru sekarang memungkinkan untuk mengalami pengajaran alih tempat dengan adanya sekumpulan stimulus visual dan audio tambahan yang mengagumkan yang jauh lebih cepat. Oleh karena itu disini peran pendidikan jarak jauh sangatlah penting bagi perkembangan pendidikan.
   B.     Rumusan masalah
·   Apa pengertian dari pendidikan jarak jauh?
·   Apa fungsi pendidikan jarak jauh?
·   Bagaimana peran pendidikan jarak jauh?
·   Bagaimana cara mengajar jarak jauh?
·   Bagaimana peran audio dalam pendidikan jarak jauh?
·   Bagaimana peran televisi dalam pendidikan jarak jauh?
·   Apa saja Opsi-opsi televise dalam pembelajaran? 
   C.    Tujuan Penulisan
·   Mengetaahui pengertian dari pendidikan jarak jauh
·   Mengetahui fungsi pendidikan jarak jauh
·   Mengeahui peran pendidikan jarak jauh
·   Mengetahui cara mengajar jarak jauh
·   Mengetahui peran audio dalam pendidikan jarak jauh
·   Mengetahui peran televisi dalam pendidikan jarak jauh
·   Mengetahui Opsi-opsi televise dalam pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

   A.    Pendidikan jarak jauh
Pendidikan jarak jauh telah menjadi istilah yang popular untuk menjelaskan belajar melalui telekomunikasi. Istilah telekomunikasi mencakup berbagai konfigurasi teknologi dan media, termasuk telepon dan televise (lewat udara, berkabel dan satelit). Kesamaan dari semua itu adalah bahwa meraka berakar dari bahasa Yunani, “tele” yang artinya “jauh” atau “terpisah” yaitu bahwa mereka merupakan sistem untuk berkomunikasi dalam jarak yang jauh. Desmond  keegan (1980) Elemen yang merupakan kunci bagi definisi formal untuk pendidikan jarak jauh:
·         Pemisahan fisik pembelajar dari sang guru
·         Program pengajaran yang terkelola
·         Teknologi komunikasi
·         Komunikasi dua arah
Jadi dari uraian elemen pendidikan jarak jauh di atas dapat disimpulkan bahwa keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan jarak jauh adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keadaan seperti ini terjadi misalnya karena pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.
  
   B.     Fungsi Pendidikan jarak jauh
Penekanan pada belajar siswa, entah itu pada suasana yang dipimpin guru atau yang berpusat pada siswa, adalah penting dalam suasana pendidikan jarak jauh seperti halnya dalam ruang kelas tradisional.  Sebuah sistem telekomunikasi pengajaran harus menjalankan fungsi-fungsi tertentu agar efektif, fungsi-fungsi tersebut antara lain:
·         Penyajian Informasi.
Salah satu unsure standar dalam mata pelajaran apa pun adalah penyajian beberapa macam informasi Ini tidak selalu harus hanya berupa pengajaran yang dipimpin guru, tetapi bisa berupa fungsi dari pendekatan yang berpusat pada siswa.
·         Praktik dengan umpan balik.
Kita mengetahui bahwa sebagian pembelajaran berlangsung jika para pembelajar berpartisipasi aktif secara mental memproses materi. Guru merangsang kegiatan dalam berbagai cara.
·         Akses terhadap sumber daya belajar.
Mata pelajaran dan pelajaran biasanya disusun dengan asumsi bahwa para pembelajar akan menghabiskan waktu diluar ruang kelas yang bekerja secara individu atau dalam kelompok kecil dengan materi, mengerjakan PR, tugas, makalah, dan sejenisnya. 
   C.    Peran pendidikan jarak jauh
·         Peran para siswa
Para siswa harus memahami peran mereka dalam pengalaman pendidikan jarak jauh (Simonson,Smaldino, Albright & Zvacek, 2006), usaha-usaha awal yang dilakukan pada jenis pengajaran seperti ini cenderung melibatkan seorang guru yang hanya berceramah kepada para siswa yang pasif duduk ditempat yang jauh , sering kali tidak menyimak “pembicaraan” sang guru. Dengan kemajuan teknologi interaksi diantara dua tempat dan beberapa tempat menjadi mudah. Para siswa bisa menjadi lebih terlibat dalam pembelajaran mereka. Adalah tetap menjadi tanggung jawab guru, bagaimana juga untuk mengatur mata pelajaran agar mendorong interaktivitas dan untuk memandu para siswa mengenai bagaimana berinteraksi dengan tepat.
·   Peran Guru
Guru dalam pembelajaran jarak jauh harus dapat memastikan bahwa para siswa sepenuhnya memahami tanggung jawab mereka dan bagaimana mengatur  kelas, dan guru harus mengawasi mereka agar tidak ada yang tertinggal dalam mengikuti materi pelajaran.
·   Peran fasilitator
Fasilitator merupakan pembantu ruang kelas jauh yang hadir di tempat-tempat yang jauh, Peran  fasilitator dalam pendidikan jarak jauh
-  Mengawasi dan turut serta secara aktif dalam seluruh program yang terkait dengan siswa
-  Mendorong interaksi dengan guru dan sesama siswa
-  Mengontrol terhada jawaban yang diberikan pada tempat yang terpisah
-  Menyelesaikan secara langsung masalah pengajaran atau disiplin
-  Menyediakan lemabaran kerja dan kuis tambahan
-  Bertanggung jawab mengoperasikan dan mengatasi permasalahan peralatan
·   Peran teknologi
Dengan adanya teknologi seperti media audio, visual, kamera, televisi, telephone, perangkat lunak (Power point, Web, flash player, Dll)  semuanya itu dapat  memudahkan siswa dan guru dalam memberikan dan memahami materi pelajaran yang ada.
   D.    Mengajar jarak jauh
Dalam mengajar sistem jarak jauh hal yang harus diperhatikan oleh pendidik:
a)    Guru harus mengatur dan mengurutkan isi dari materi yang akan diajarkan karena berkaitan dengan hasil apa yang akan diperoleh oleh siswa
b)   Mengetahui sumber daya apa saja yang tersedia
c)    Kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa untuk mengggunakan media apa yang tepat
d)   Apa yang harus para siswa laukukan untuk menjamin pengalaman belajar yang  berkualitas (Dabbagh & Bannan-Ritland, 2005) 
   E.     Audio dalam pendidikan jarak jauh
Audio memiliki sejarah yang panjang dalam pendidikan jarak jauh. Kunci keberhasilan dalam penggunaan audio dalam pendidikan jarak jauh adalah sumber daya apa yang tersedia bagi para siswa di berbagai lokasi dan menyadari bahwa audio  terkadang sudah mencukupi untuk menyampaikan pengalaman belajar.
a. Keuntungan Audio Dalam Pendidikan Jarak Jauh
1)   Efektif Biaya
Menggunakan Telekonferensi audio dapat mengurangi biaya , karena tanpa harus mengeluarkan banyak waktu dan biaya untuk kepentingan perjalanan
2)   Mudah Digunakan
Telekonferensi audio merupakan  bentuk telekomunikasi yang paling mudah untuk diakses karena tersambung dengan perangkat  telepon 
3)   Interaksi
Semua peserta mendapatkan pesan yang sama dan mereka dapat berbicara kepada guru dan pelajar yang lainnya
b.  Kekurangan Audio dalam Pendidikan Jarak Jauh
1)   Kurangnya informasi visual
2)   Gangguan dalam  audio
3)   Kurangnya kemampuan siswa dalam menggunakan media Audio
   F.     Televisi dalam pendidikan jarak jauh
Teknologi televisi menawarkan banyak kesempatan pengajaran yang berbeda bagi pembelajar. Siswa terlibat dengan belajar mandiri dengan menampilkan program pada saluran televisi. Sistem penyebaran televisi
a. Transmisi Broadcast
Broadcasting penyiaran gelombang elotromagnetik yang kuat melalui udara
b.  Transmisi Satelit
Komunikasi satelit merujuk pada sebuah perangkat yang mengorbit diluar angkasa yang menerima sinyal dari stasiun di bumi dan memancar ulang sinyal-sinyal tersebut ke lokasi yang lebih jauh
c.  Transmisi Gelombang Mikro
Sinyal televisi gelombang mikro diudarakan sepanjang serangkaian menara untuk menyiarkan program. Gelombang mikro memiliki keterbatasan sinyal yang diudarakan pada frukuensi gelombang mikro tinggi ini bergerak di pola jalur penglihatan 
d. Transmisi Sirkuit Tertutup (Sirkuit Televisi Tertutup CCTV)
CCTV merujuk pada sistem distribusi privat yang dihubungkan oleh kabel atau serat optic. Sinyal CCTV tidak bisa diterima diluar jaringan privat . keuntungan sinyal CCTV adalah bahwa sistem tidak membutuhkan lisensi pemerintah dan bisa dipasang bebas oleh lembaga manapun yang ingin memasangkannya.
e. Transmisi Kabel
f. Transmisi On Line 
   G.    Opsi-opsi televise dalam pembelajaran
pengirim dan tempat penerima dengan kamera dan mikrofon yang saling dikaitkan dengan dengan alat  yang melakukan transmisi dua arah
Keuntungan Media Televisi:
-  Sumber daya ekstra
Speker-speker khusus untuk memperkuat diskusi kelas atau akses kepada suatu area studi memungkinkan bagi para siswa untuk mengembangkan pembelajaran mereka
-  Mudah digunakan
Sumber daya televisi penyiaran mudah digunakan di dalam ruang kelas
- Belajar lanjutan
Siswa dapat belajar lanjutan dan belajar tambahan di ruang kelas
-   Menggabungkan media
Televisi menyediakan baik informasi audio dan video secara serentak
Kekurangan Media televisi
-  Biaya ekstra
Sistem televisi interaktif membutuhkan biaya yang besar untuk di operasionalkan
- Ketersediaan ruang kelas interaktif
Ruang kelas televisi interaktif tidak langsung tersedia bai siswa
-  Kesesuain jadwal
Jadwal pemprograman televisi mungkin tidak ssuai dengan kurikulum, sehingga memungkinkan para siswa menyimak konten di luar dari pembelajaran yang ada
- Pengalaman yang terbatas menggunakan sistem
Banyak guru dan siswa memiliki pengalaman terbatas menggunakan sistem televisi interaktif
Implementasi pendidikan jarak jauh


BAB III
PENUTUP

   A.    Kesimpulan
            Pendidikan jarak jauh adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pendidikan jarak jauh bukanlah hal baru, baik audio dan televise merupakan sumber daya yang telah digunakan bertahun-tahun dalam situasi pengajaran jarak jauh. Beberapa keuntungan yang dihasilkan dari pendidikann jarak jauh  adalah memperkuat pengajaran ruang kelas, memperluas materi buku teks, menjangkau para siswa pedesaaan.
   B.     Saran
·         Dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh, guru harus mampu mengendalikan suasana ruang kelas walaupun guru tersebut tidak berada di dalam ruang kelas, dan pelaksanaannya harus selalu dipantau agar pembelajaran dengan metode pendidikan jarak jauh berjalan secara optimal.


IMPLIKASI

Di negara maju, pendidikan jarak jauh telah menjadi alternative pendidikan yang cukup digemari. Pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tanggadan orang lanjut usia. Hampir separuh dari sekitar 3900 lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat menyelenggarakan sejenis pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh bukanlah hal yang baru. Pada awalnya dimulai dengan kursus tertulis dan dalam bentuk pendidikan tinggi formal berbentuk Universitas terbuka. Pada awal terselenggaranya pendidikan jarak jauh oleh masyarakat di anggap sebagai jenis pendidikan alternatif atau pendidikan kelas dua. Masih kalah dengan pendidikan konvensional yang mengharuskan kehadiran mahasiswa.
Di Indonesia sendiri pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat dikarenakan pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada. Namun demikian, tidak mustahil bahwa Indoneia harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global ini. Keberhasilan pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, dan adanya pola pendidikan yang aktif dalam interaksi tersebut. Pendidikan jarak jauh dapat berupa telekonferen, pengumpulan tugas melalui e-mail, dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Dabbagh, N. & Bannan-Ritland, B. 2005. Online learning: concepts, strategies, and application. Columbus, OH : Merrill
Keegan, D. 1980. On defining distance education. Distance education, 1(1), 13-16
Simonson, M., Smaldino, S., Albright, M. & Zvacek, S. 2005. Teaching and learning at distance: Foundation of distance education. Upper Saddle River: Merrill

Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)



BAB I
PENDAHULUAN

       A.    Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam kegiatan pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa metode belajar agar tidak menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan efisien.
            Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru harus terus mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran. Tapi sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan metode pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat diterapkan yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan salah satu metode pembelajaran kooperative yaitu : Metode Group Investigation yang akan diuraikan secara jelas dan terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk menerapkan metode ini di kemudian hari. 
      B.     Rumusan Masalah
Ø Apa yang dimaksud dengan metode investigasi kelompok?
Ø Bagaimana prinsip penggunaan metode investigasi kelompok?
Ø Apa saja karakteristik dari metode investigasi kelompok?
Ø Bagaimana langkah-langkah metode investigasi kelompok?
Ø Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode investigasi kelompok? 
      C.    Tujuan Penulisan
Ø Untuk mengetahui maksud dari metode investigasi kelompok.
Ø Untuk mengetahui prinsip penggunaan metode investigasi kelompok.
Ø Untuk mengetahui karakteristik dari metode investigasi kelompok.
Ø Untuk mengetahui langkah-langkah dari metode investigasi kelompok.
Ø Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode investigasi
     kelompok.
  
BAB II
PEMBAHASAN

       A.    Pengertian Metode Investigasi Kelompok
Metode Investigasi Kelompok adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.
Metode ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Metode Investigasi Kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling komplek dan paling sulit dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Metode Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Pembelajaran Investigasi Kelompok (Group Investigation) dikembangkan berdasarkan apa yang biasa berlaku di masyarakat, terutama mengenai cara anggota masyarakat melakukan mekanisme sosial melalui serangkaian kesepakatan sosial.
Perilaku-perilaku tersebut pada dasarnya secara tidak sadar telah sering dilakukan di masyarakat misalnya, dilakukan kegiatan musyawarah untuk mufakat sebagai manifestasi mekanisme sosial melalui serangkaian kesepakatan bersama. Di kampung-kampung ada rembug (rapat) desa untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.       
Mengadopsi dari perilaku sosial tersebut terciptalah sebuah metode Investigasi Kelompok, dimana ada kegiatan berkelompok untuk memecahkan suatu permasalahan berdasarkan kesepakatan bersama. Sehingga, metode ini tidak lagi terasa asing jika dilaksanakan dalam pembelajaran karena kita sering berhubungan secara langsung dengan kegiatan yang ada dalam implementasi metode investigasi kelompok. Tetapi meskipun metode ini mengadopsi dari perilaku sosial masyarakat yang biasa dikenal masyarakat, metode ini tentunya juga mempunyai kelemahan berkaitan dengan hal teknis dalam metode ini.
      B.     Prinsip Penggunaan
Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran Kooperatif tipe group invetigation, yaitu:
·         Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas.
·         Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang irasioanl, dan
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.
Siti Maesaroh mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah:
1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas. Kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota
2. Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
3. Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.
Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang  telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas. 
      C.    Karakteristik Investigasi Kelompok
Ø Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu.
Ø Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran (menentukan topik dan cara investigasi) hingga akhir pelajaran (penyajian laporan).
Ø Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
Ø Adanya sifat demokrasi dlam kooperatif (keputusan-keputusan yang dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang diselidiki).
Ø Guru dan murid memiliki status yang sama dihadapkan masalah yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda. 
      D.    Langkah-langkah Metode Investigasi
Langkah-langkah pelaksanaan dari metode investigasi kelompok , yaitu :
1. Tahap Pengelompokan
Tahap ini disebut juga tahap seleksi topik, yaitu tahap mengindetifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok dengan anggota antara 5 sampai 6 orang. Kegiatan pada tahap ini yaitu :
a.Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori topik
permasalahan.
b.Siswa bergabung pada kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki.
c.Guru harus membatasi jumlah anggota antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keeterampilan dan kemampuan yang heterogen.
2. Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan tahapan untuk proses perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Para siswa beserta para guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan yang sesuai dengan topik.
Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang :
a.  Apa yang mereka pelajari?
b. Bagaimana mereka belajar?
c. Siapa saja dan apa saja yang mereka lakukan?
d. Apa tujuan mereka menyelidiki topik tersebut?
3. Tahap Implementasi
Pembelajaran harus melibatkan berbagai ektifitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat dalam maupun di luar sekolah. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Siswa melaksanakan rencana yang telah ditentukan dan dirumuskan pada tahap perencanaan.
b. Guru secara terus menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Tahap Penyelidikan (Investigation)
Tahap ini merupakan tahapan pelaksanaan proyek siswa. Pada tahap ini kegiatan yang ada adalah :
a. Siswa mengumpulkan informasi ,kemudian menganalisis dan mensintesis serta membuat kesimpulan terkait dengan permasalahan yang diselidiki.
b. Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada tiap kegiatan kelompok.
c. Siswa melakukan diskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide pendapat untuk dapat diringkas dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Tahap Pengorganisasian
Tahap ini untuk mempersiapkan hasil akhir. Ada beberapa kegiatan pembelajaran pada tahap ini, yaitu :
a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam hasil diskusi masing-masing.
b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporakan dan bagaimana mempresentasikannya.
c. Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
6. Tahap Presentasi
Penyajian hasil akhir merupakan tahapan dimana tiap kelompok diskuisi secara bergantian mempresentasikan hasil diskuai masing-masing di depan kelas. Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas dalam saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Kegiatan ini dikoordinir oleh guru. Adapun Kegiatan pembelajaran yang ada pada tahap ini adalah :
a. Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian.
b. Kelompok yang bukan giliran sebagai penyaji terlibat langsung sebagai pendengar.
c. Pendengar mengevaluai, mengklarifikasi, dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
7. Tahap Evaluasi
Merupakan tahap penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Guru beserta siswa melakukan evaluasi tentang kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu, kelompok, ataupun keduanya. Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa pada tahap ini adalah :
a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya.
b. Guru dan siswa mengkolaborasi, dan mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksnakan.
c. Penilaian hasil belajar dengan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation.
Tahap I
Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
Tahap II
Merencanakan tugas.
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
Tahap III
Membuat penyelidikan.
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
Tahap IV
Mempersiapkan tugas akhir.
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V
Mempresentasikan tugas akhir.
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
Tahap VI
Evaluasi.
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

      E.     Kelebihan dan Kekurangan Metode Investigasi Kelompok
Ø  Kelebihan Model Pembelajaran GI
Setiawan  mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1.      Secara Pribadi
· Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
· Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
· Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
· Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah
2.      Secara Sosial / Kelompok
· Meningkatkan belajar bekerja sama
·  Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru
·  Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
·  Belajar menghargai pendapat orang lain
·  Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputu 
Ø Kekurangan Model Pembelajaran GI
· Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
· Sulitnya memberikan penilaian secara personal
· Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI. Model pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
· Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
     Menurut Pieget bahwa pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat distimulasi oleh konfrontasi kritis, khususnya dengan teman-teman setingkat. Oleh karena itu diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran GI ini, kompetensi penalaran siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran secara ekspositori.

BAB III
PENUTUP

      A.    Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan dalam makalah ini. Maka dapat kami disimpulkan bahwa keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, (3) siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Selain itu, berdasarkan pemaparan pemakalah mengenai model pembelajaran GI tersebut, dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama. 
     B.     Saran
    1. Hendaknya para mahasiswa mengetahui metode apa saja yang tepat dalam proses pembelajaran.
2. Dalam upaya peningkatan pendidikan hendaknya guru mampu menerapkan metode pembelajaran dengan benar.
 
DAFTAR PUSTAKA

      Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
  
      http://matsna-neeza.blogspot.com/2011/05/investigasi-kelompok-group.html . (Diakses tgl 12  
                 Desember 2013)
  
     http://Akbar-Iskandar.Blogspot.Com/2011/05/Pembelajaran-Kooperatif-Metode-Group.Html.               (Diakses  tgl 12 Desember 2013)
   
      Siti Maesaroh, 2005,  Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group  
               Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, Jakarta: Universitas Islam Negeri 
               Syarif  Hidayatullah.
 
       Setiawan, Udin. 2001,  Model Pembelajaran Inovatif,  Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1